Semua orang berkicau keras sana sini
Inilah kehidupan.
Vas bunga pecah, mengenai tanganku.
Aku berdarah.
Namun sakitnya tak seberapa.
Akan tetapi terus menjadi bekas luka.
Zaman berubah.
Aku adalah aku.
Hari demi hari berganti.
Lalu mengapa burung masih bisa terbang bebas dilangit sana?
Andai punya sayap, ku akan terbang ke langit melepas penatku.
Prasasti tersimpan dimusium.
Untuk mengingat masa lalu yang berharga.
Tetapi sekarang hanya bisa
dipandang.
Rasakan kelamnya itu.
Itu hanya membuat terpuruk dalam kegelapan.
Ramaikan saja tempat ini.
Impiku seperti itu.
Teruskan jalan ini kejalan yang ramai dan terang.
Orang-orang ketakutan kegelapan.
Namun gimana rasa di hutan belantara?
Gantung saja obornya, bakar dan hanguslah jika takut.
Aku melihatnya, dan hanya bisa terpaku menatap langit.
Karangan : Sivana Zahla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar